Kutunggu-tunggu kau melintas di depanku Begitu benarkah lamanya Sangat ingin aku menegurmu dalam sapa Tingkap angin makin ungu dalam nestapa

Fajar pun yang tak kunjung teraih Begitu benarkah sukarnya Kemarauku menggigil dalam nyala Musim tempat berbagi yang perih

Tanganku inikah tangan dukana Menjulur-julur dan kemah berkibar badai Suara tanah yang hama sepanjang bencana Warna papa tergapai, sapuan tak sampai-sampai

Kutunggu-tunggu kau melintas di depanku Begitu benarkah jarak zamannya Sangat ingin aku menyapamu dalam tegur Dan kau balas dengan senyum menghibur.

Taufik Ismail, 1963

Komentar

Postingan Populer