Nyanyian Cadik 2
Seperti aku datang dalam senja itu
pada angin yang membawa sauh ketengah urat mu
kesekian kali,
aku mengajakmu serta
mengisi ketimpangan yang tak mampu ku penuhi dengan kedua lenganku ini
tak akan banyak janji
yang sanggup dipenuhi
namun doa bahagia sudah jadi bukti jiwa bertekad
lihatlah sorot pada kedua mataku, dian nya takkan pernah padam karena usia
dengarlah irama pada jantung didada
derapnya bak langkah-langkah mustang yang kau kenali sekaian lama.
tak apa bila sesekali badai dan gelombangmu mengusik
hingga nyawa seakan terjerat dalam sekarat
karena esok setelah mentari terbit
tubuh ku akan dipanggangi lagi oleh semangat membara
di bawah teriknya yang merona
atau sesekali hujan mengguyur
basah, dan terdiam di bawah dinginnya
tapi kemudian angin musim membawa kehangatan dan menjadikan ku kembali bernyawa
seperti lingkaran kita kembali hidup,
setelah dimatikan pada malamnya
kita kembali bangkit setelah dilanda semangat yang gersang akan asa
karena impian tak kan pernah mati,
impian cadikku mengarungi urat nadimu.
Komentar
Posting Komentar