Tentang kakek






"nduk, poko'e awakmu disempetke mulih yo, paling ga sepisan tiap taune, nggo nyambangi si mbah, yo walaupun saiki mung iso nyambangi mbah neng pusarane ae, " *

 
Pelan saat itu paman mengatakannya padaku, walaupun sembari dibarengi tawa, tapi aku mengerti dalam nada ucapannya terbersit rasa sedih juga kecewa terhadapku dan kedua saudara ku, karena hanya kami bertiga yang tidak dapat hadir di tengah keluarga besar Misdar, aku hanya bisa menunduk dan tersenyum getir, memutar kembali ingatan tentang waktu dimana saat-saat terakhir kakek masih hidup.
Sebulan terakhir sebelum kepergiannya, kakek memang sempat dirawat di rumah sakit karena masalah liver, penyakit yang telah lama dideritanya itu kambuh dan melemahkan seluruh kekuatan diusia senjanya.

Selama ini karena tinggal di kota yang berlainan dan juga karena beberapa alasan, saat itu kami tidak dapat dengan mudah mengunjungi kediaman kakek. Begitu juga saat kondisi kesehatan kakek semakin memburuk, hanya bapak dan ibu yang bisa datang mengunjungi.

banyak saudara yang marah saat itu,

Tak banyak memang ingatan tentang kakek, tapi ada satu yang hingga saat ini masih kuat melekat disini, dihati, 20 tahun yang lalu ketika acara nikahan paman saat itu usiaku menginjak 6 tahun, kakek mengajakku jalan-jalan keliling kampung, pada setiap orang yang dijumpainya, kakek dengan senangnya memperkenalkan gadis kecil ini pada mereka. "ini loh cucuku dari Bengkulu" seraya tersenyum bahagia ia memelukku. Begitu juga cerita yang didengar dari saudara, ketika bercerita kakek selalu dengan bangganya menuturkan tentang kami, tentang perjuangan bapak-ibu ditengah serba ketidak cukupan penghidupan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga kami bisa mandiri dengan pekerjaan yang di peroleh setelah menamatkan gelar sarjana muda. kakek yang begitu menomor satukan pendidikan selalu menanamkan hal itu ke diri bapak, walaupun bapak hanya seorang kuli panggul di sebuah gudang kopi, tapi untuk urusan pendidikan,
jangan seperti bapak yang ga bisa namatin sekolah, kalian harus bisa lebih dari bapak, kalo kalian bisa lulus kuliah bapak merasa tidak punya hutang lagi terhadap kalian.


memang ini sebuah penyesalan, karena waktu tidak dapat di ulang kembali. Tapi ketahuilah tidak semua alasan itu bisa dijelaskan dengan mudah, terutama kondisi yang dihadapi waktu itu, paman... (_ _)

*nak, kamu disempatkan pulang ya, setidaknya sekali setahun, untuk mengunjungi si Mbah, ya walaupun saat ini hanya bisa mengunjungi dipusara nya saja.







Komentar

Postingan Populer