Aku belum bisa menyebut namamu lagi
Ya, aku belum bisa menyebut namamu lagi Dalam surat, buku harian dan percakapan sehari-hari Kembali seakan sebuah janji diikrarkan Apa lagi yang dapat kita ucapkan
Seperti dulu, namamu penuh belum bisa kusebut kini Jauhkan daku dari kekhianatan, doaku setiap kali Daun-daun asam mulai bermerahan dalam gugusan Bara kemarau, lunglai dan teramat pelahan
Di atas hutan kelelawar senja beterbangan Beratus sayap berombak-ombak ke selatan Menyebar di atas baris-baris merah berangkat tenggelam Dan sekian ratus senja yang kucatat jadi malam
Kabut pun bagai uban di atas hutan-hutan Uap air tipis, merendah dari tepi-tepi Tak sampai gerimis hanya awan berlayangan Duh namamu penuh, yang belum bisa kusebut kini
Pada suatu hari namamu utuh akan kusebut lagi Di titik senyap kekhianatan doaku setiap kali Di atas baris-baris merah yang berangkat tenggelam Sekian ribu senja kucatat jadi malam.
Taufik Ismail, 1964
Komentar
Posting Komentar