mengalah dan bertahan

kita membukai percakapan siang itu,
--tentang nyata yang tak mampu terurai--

dua bagian yang terlanjur menyatu, cinta dan keluarga.

hidup yang sekarang, sudah terajut benang-benang masa lalu,
keluarga itu ada, keluarga itu nyata dan keluarga itu menyatukan.



lalu kemudian,
kata-kata kita hanya membeku di udara kamar yang dingin,

"entahlah,"
hanya berseloroh seperti itu, tak ada kata-kata yang mampu
menghembuskan segala yang menyesakkan di dada

barangkali pelukan bisa meredakan semua gejolak yang ada
barangkali pelukan bisa  menawarkan semua kesakitan yang tercipta
kita sama-sama merasakannya

"ini bukan akhir dari kita, bukan? kamu akan tetap bertahan disampingku?"tanya mu lirih pada akhirnya.

tentu, dengan segenap hati.


Adakalanya memang, bukan tak ingin memperjuangkan kebahagiaan diri, tapi lebih dihadapkan kepada pilihan untuk terus melindungi orang yang disayang, 

;mengalah dan bertahan.

Komentar

Postingan Populer