Dalam renung

Sakit yang memanggil kita kembali. Kita rapuh, tapi kitapun akan menjadi kuat besertanya.

Sejauh apapun, kita telah bertaut, satu ikatan. Dan ketika kita mulai melampaui batas itu. Akan terasa sakit, masing-masing kita.

Masih tentang jarak.

datang dan pergi, hadir lalu hilang. Bagai tumpukan tetris.

Langkah itu hanya seukuran jengkal. waktulah yang mengendalikan.

Dua sisi, cahaya dan gelap. Mereka punya langkah untuk berjarak atau mendekat.

Kahlil gibran, tentang rusa yang terluka ia bercerita. Sebuah puisi. Satu waktu pernah singgah.

Kristal-kristal, luruh di sela-sela hijau daun dan rerumputan. Malam menyelimuti mereka.

Malam sudah datang rupanya, aku ingin turut, tapi tak ingin hilang dalam kelamnya.

Kristal-kristal, bola-bola cembung sempurna tanpa sudut, jatuh atau memang terkumpul dari hembusan malam.

Baja-baja yang dingin, menempel memagari, membekukan. Mengurung, nyanyian alam. Kita diam sejenak. Hening diatas rerumputan.

Dalam senja, kepasrahan setelah perkasa terhadap hari, surut dan lelah.

Menjaga bukan sekedar kata sederhana.

Puji-pujian dalam senja. Kepasrahan.

Ingin lelap, lelap dan lelap, yang dalam dan lama, tanpa bayang atau ingatan.

Senja, bukan lg menanti, melainkan disini, disisi.

Sama sekali tak brmaksd membebani pikiranmu.

Tuhan, yang Maha Pengasih lg Penyayang, dingin kan hatiku, jernihkan pikiranku, perbaiki lisan dan prasangkaku. Tenangkan aku. Amiin

Meruncing, lalu menusuk.

Perempuan Libra sering tak dimengerti bagaimana rasa sakit yg mereka alami

Tak perlu khawatir, Tuhan maha pengasih dan penyayang, lelaplah dalam tidur.

Jarak..jarak..dekatkan lah
Bila tak berbalas maka temukanlah..

Komentar

Postingan Populer