Cafetaria

Begitu saja memang, saat dia datang dan saat dia kembali,

kamu tak pernah bisa memegang ujung-ujung talinya ketika untaiannya terbuka.

Tetap membiarkannya lewat seperti waktu yang tak perlu dicemaskan akan berakhir kapan.

Meski tiba-tiba dia pergi, suatu hari dia akan kembali dengan mengetukkan rindunya di pintu-pintu
keheningan pagimu yang dingin.

ya, kadang kamu tersenyum mengenangnya, tapi terkadang pula kamu tetap menangis setiap tentangnya yang tak mampu singgah lama di harimu.

Ialah cafetaria, yang hanya menanti orang-orang tuk singgah, menunggui mereka minum,
membiarkan mereka sesaat menikmati lamunan dipikiran masing-masing,
 lalu sejeda kemudian membiarkan mereka pergi lagi, dan menghilang di balik pintu.

Menanti hanyalah pergantian waktu dan wajah. Tapi kesan, selalu tertata rapih di dinding-dinding yang menceritakan pernah ada senyuman dan tawa yang berbeda dari sang pemiliknya di sana.

Adakah kamu tetap berharap dia kan kembali singgah?

Komentar

Postingan Populer