Ruang Imajinasi

Kau tahu, apa yang ku pikirkan dan kulakukan setiap harinya?

Aku menciptakan kehadiranmu senyata mungkin, menghadirkanmu di samping ku, tepat di sisi hatiku.

Menghadirkanmu di waktu-waktu sedang menikmati secangkir kopi, menikmati sore, menikmati bulan, dan menghadirkanmu hingga menjelang mimpiku.

Ya, aku hanya berusaha meciptakan kehidupan yang nyata itu lewat pikiran;

Melihat senyumanmu di pagi hari, menikmati perhatianmu menjelang waktu-waktu sholat dan makanku,

Juga mencandaimu

Seperti dunia yang nyata namun ambsurd wujud.

Karena, bukankah cinta tak memerlukan wujud fisik yang mutlak?

Bukankah yang dibutuhkan adalah rasa dari merasakan keberadaan masing-masing sebagai pelengkap jiwa?

Dan jarak, jaraklah yang mampu menjadikan semua itu ada

jaraklah yang mampu menjadikan seorang pecinta menjadi seorang maestro adikarya, adikaryanya tentang ruang yang tak berbatas; imajinasi.

Namun jarak pula yang mampu menjadikan ketiadaan dari semuanya, tak terkecuali ketiadaan atas nama cinta.

Dari ada menjadi tiada.

Karena senyatanya,
sendiri itu adalah kita,
sendiri itu sepi,
sepi yang membunuhi tiap jengkal napas yang menghidupi diri.

Komentar

Postingan Populer