ya, kata adalah istana


Aku menyimak setiap kata-katamu yang lewat dari balik jendela sore, hampir temaram; Langit mendung disisipi awan.

Berdetak di tiap barisnya:


......

Ya, kata adalah istana : kita pernah abadi di dalamnya tapi kata-kata juga siksa: ia memberi kita ingin, hasrat, tapi tak mencukupkan. Selalu ada yang luput, merucut. Aku acap merasa, meski kita sama tahu rasa itu tak pernah seluruhnya sampai, kata memang jembatan, tapi tak mengantar ke tujuan, karena di seberang kata, kita bertemu penjara: takdir.

Dan kita bertemu dalam takdir yang sudah beku, tak mampu di urai, tak bisa dicair-bentuk baru

maka kita berjumpa dalam kenaifan yang dewasa. Kata-kata kita wujudkan hanya dalam mata.

......


fragmen sajak diambil dari Kata Adalah Istana oleh Aulia A M, 2010

Komentar

Postingan Populer