Dalam Dejavu

Mengalunlah simfoni yang benar-benar sempurna;

dalam jajaran pepohonan yang dilalui, kerap dengan sedikit cahaya yang merambat masuk di antara celah hijau yang bergerak

masih jauh dalam perjalanan, pada tempat yang belum pernah tersentuh mata, hanya kisahnya berulang menyapa ingin.

Sejenak, memejamkan mata, saat nada mencapai tangga tertinggi, menarik seakan lantunan kesuciannya menilik hati yang sedang pudar cahaya
-Hidup terkadang menawarkan pilihan yang tak kita ketahui langkahnya-

ialah milikmu, tanda-tanda yang mendebarkan maknanya

membuai sang lelah, tubuh jiwa. Dalam perjalanan membelah jajaran raksasa kekokohan alam, ia yang tersapa musim, tak lelah tegar berdiri, meski sesekali menggugurkan dedaunan yang tak lagi hijau. Tetap percaya pada tunas-tunas yang kan menyemai bunga kembali.


Ketenangan sejati pada pandangan, mendamaikan, lukisan dari titik-titik hijau yang bersatu menciptakan nuansa magis dalam balutan lantunan suci.

Hati menimbang seolah kembali lebih berat daripada pergi, atau sebaliknya. Rindu memagut keduanya. Dalam perjalanan panjang menyusuri jalanan waktu.

Sebuah dejavu, dalam nuansa menadaburi simfoni suci.

Komentar

Postingan Populer