Koma
Wajahmu redup
dibenamkan dalam bulir-bulir kegelisahan, kelam dan berdarah.
Seperti gempita kegembiraan, ia sebaliknya sama gegapnya,
tak mengerti bujukan hati
rasa itu bermain-main sebentar. Lalu pergi tak meninggalkan kata; membisu
ditinggalkannya dalam ruang kosong, sempit seperti tanpa udara, pengap.
Paru-paru melucuti, pori-porinya mencoba menahankan sesak yang merengkuh kealfaan sadar
kau koma, terperangkap pada kata-kata yang mengikut, menyikut pada ketiadaan daya
"jangan terlalu kuat untuk berfikir." selanya.
Lalu utuh, kesadarannmu kembali.
dibenamkan dalam bulir-bulir kegelisahan, kelam dan berdarah.
Seperti gempita kegembiraan, ia sebaliknya sama gegapnya,
tak mengerti bujukan hati
rasa itu bermain-main sebentar. Lalu pergi tak meninggalkan kata; membisu
ditinggalkannya dalam ruang kosong, sempit seperti tanpa udara, pengap.
Paru-paru melucuti, pori-porinya mencoba menahankan sesak yang merengkuh kealfaan sadar
kau koma, terperangkap pada kata-kata yang mengikut, menyikut pada ketiadaan daya
"jangan terlalu kuat untuk berfikir." selanya.
Lalu utuh, kesadarannmu kembali.
Komentar
Posting Komentar