Gemuruh Hujan dalam Pelukan Badai

Remang dan asing,
diluar bagai kecamuk
ribuan peluru mendesing dan berkejaran,
hujan dalam pelukan badai.

Lalu ketika
semua tetesannya terbawa angin,
tubuh menggigil disini.
di hati, ada rindu,
"jangan menyesali jika mengatakannya berulang kali".

Ingat seseorang yang sudah menjadi bagian hari, dalam napas menit dan juga detik.

Ia yang seperti kidung
terus menerus melantunkan
kata demi kata dari percikan yang jatuh ke bumi, percikan rasa,

"aku cinta engkau, aku rindu engkau".

kemudian Ia sampai pada hati.

Gemuruh tanpa jeda, tidak sesaat, lalu reda...

Bilakah tetap menanti pada
deras dan gemuruhnya lagi, nanti atau esok akan kembali.

Komentar

Postingan Populer