Pulang

Tanah yang kutinggalkan
tetap menyisakan banyak cerita
dari bukit-bukit yang orang tua kita taklukkan jadi hidup
dari lembah-lembah yang mereka susuri jadi jejak sajak











Ada dunia masa kecil
hijau yang indah
dibangun dari tawa
dan langkah-langkah kita yang dulu. Keceriaan.

kaki kecil berlarian
mengejar
pada layang-layang
pada 'gledekan'
pada Matahari.

Kenakan sandal yang selalu bukan pada ukurannya
atau bukan pasangan nya
atau sudah berganti tali entah untuk yang keberapa
"kita hidup seadanya 'nak
ada yang lebih susah dari kita, harus tetap bersyukur"
Sederhana namun sarat kekayaan jiwa.

Hidup itu sekolah, punya cita-cita
cita-cita setinggi langit
dan tertawalah kita
tawa bangga nan sumringah
saat membayangkan "kelak...aku akan jadi insinyur"
Atau jadi yang tak kita tahu namanya. Garis takdir.

kini, aku kembali
berdiri pada tanah yang bertahun sudah tak kusaksikan alurnya
tanah yang membesarkan jiwa
membesarkan setiap doa-doa yang dipanjatkan dalam sujud pengabdian.

Meski tak banyak yang telah dilakukan
tak banyak yang dimiliki
selalu kebanggaan mereka
para penakluk itu berkata dengan haru

"lihat teman..gadis kecil kita...sudah jadi sarjana"



note :
gladekan : roda yang terbuat dari papan yang dibulatkan berdiameter sekitar 15cm, kemudian di sambungkan pada kayu sebagai penyangga sekaligus sebagai stang yang ditumpukan di pundak.

Komentar

Postingan Populer