Elegi buat Geiv II

# Ia hadirkan cinta di hatiku
sebentuk rasa yang bening
hangat menghanyutkanku

mungkin gelisahku tak seperti sebelumnya
tak mendesak nurani untuk melaburkan sadarku
namun ia membawaku
pada kebahagiaan yang menggebu
sungguh, ku 'tlah sayang kepadamu
sayang yang ingin slalu mendekap dalam hangatnya kasih mu


#Aku menyayangimu
dengan cara yang ku tahu dan pikirkan
dengan kasih sayang sederhana yang bisa kuberikan
yang ku ingin walau kau enggan
agar kau menyimpannya
sampai kapanpun
menyimpan tanda kasih sayangku
selamanya.


#ia tetap ku cintai dengan langkah yang terbatas
untuk melihat langsung senyumannya
meski dekat
tak mampu ku meraihnya
karna harapannya tak sama
dengan yang ingin kubangun
namun ia tetap kucintai
slalu ada di hati ku
membawa kebahagiaan
kehangatan juga kedamaian
meski akupun tak tahu sampai kapan hasrat ini kan tetap sama
....mencintai untuk menjaganya...


#Aku tak mengerti
makna dari semua ini
seperti akan slalu kecewa
tlah lelah berulang kali seperti ini
aku kecewa seolah menerima
menangis seolah hanya rutinitas
semu rasanya harapan kita
bisakah suatu saat kita bersama?
Aku ingin pergi,
jauh dari kesiaan ini
moga esok jauh lebih baik


#.....ia 'tlah bersama dengan yang lain....
dan lagi sejak semula
setelah sekian lama
kita tak bersama
rasa yang dulu ada
sudah tak lagi kurasa
seakan mengambang
rasa sayang pun
tak terasa memiliki ruhnya
hanya kata kosong
yang tak ku temui makna nya
aku hilang jiwa
cinta hilang rasa
setelah merasa nyeri karna duka


#Dan sebelum lepas senja
apakah akupun lantas berkata bahwa musim sudah berubah
tapi bukankah sesaat cuaca begitu meneduh
dan langit yang jernih dengan awan dan bening cahaya
atau matahari yang lindap tapi menajamkan warna
adalah juga lansekap yang dulu
dan bukankah angin yang lembut mengusap rumput,
pepohonan lebat,
dengan pokok dan cabang yang menunas
atau sesekali cericit burung membangun sarang di dahan
adalah juga lansekap yang dulu

...hanya kini kau tak ada.
(wendoko)

#Ingin duduk di samping mu,
memandangi tenangnya lautan di hadapan
setidaknya hanya duduk di sampingmu,
bercerita tentang semua yang ku lalui saat kau tak ada.

Ingin kembali mendengar canda tawa manjamu
di setiap pagi dan malam-malam menjelang tidurku
seperti dulu.

kau di mana,
mungkin aku hanya tau,
di suatu tempat yang tak ingin terjamah oleh semua,
semoga kau bahagia dengan kehidupan baru mu.

Yang terkasih tak kan pernah terlupa,
rapih tersimpan di ruang penuh cahaya, sanubari.

Komentar

Postingan Populer